Chapter 2:

Mengapa Hari-Hari Ibadahnya Itu Sama?

“Artikel ini memiliki beberapa kalimat yang diterjemahkan secara otomatis. Jika Anda ingin membantu kami memperbaikinya, silakan kirim email ke contact@nazareneisrael.org

Kalender [Tanggalan] ‘Kristen’ Roma memberitahu kita bahwa hari dimulai pada tengah malam (yaitu, ‘jam-jam penyihir’). Tetapi, Kitab Suci memberitahu kita bahwa hari dimulai pada petang hari.

B’reishith (Kejadian) 1: 31
31 Dan Elohim melihat semua yang telah DIA buat, dan lihat, itu sangat baik. Dan datanglah petang dan datanglah pagi, hari ke-enam.

Imamat 23:32 menegaskan bahwa Yahweh mendefinisikan hari sebagai yang berlangsung dari petang ke petang (yaitu, dari matahari terbenam ke matahari terbenam), dan bukan dari tengah malam hingga tengah malam.

Wayyiqra (Imamat) 23: 32
32 Itu adalah suatu Shabbath istirahat bagi-mu, dan kamu harus merendahkan diri-mu. Pada hari ke sembilan di bulan itu, pada petang, dari petang sampai ke petang, kamu menjalankan Shabbath-mu. [yaitu hari peristirahatan]

Dalam ‘Shabbath’ yang dibicarakan dalam Imamat 23:32 (di atas) merupakan Hari Pendamaian/ Penebusan (Yom Kippur), tetapi hari Shabbath mingguan juga berlangsung dari petang ke petang. Lukas 4:16 memberitahu kita bahwa Yeshua juga terus melakukan Sabbath ini, yang berlangsung dari matahari terbenam ke matahari terbenam.

Luqas (Lukas) 4: 16
16 Dan DIA datang ke Natsareth, dimana DIA telah dibesarkan. Dan menurut kebiasaan-Nya, DIA pergi ke persekutuan [rumah ibadah] pada hari Shabbath, dan berdiri untuk membaca.

Rasul Sha’ul (Paulus) juga terus melakukan masuk ke rumah-rumah ibadah pada hari Shabbath bahkan bertahun-tahun setelah kebangkitan Yeshua.

Ma’aseh (Kisah Para Rasul) 13: 14
14 Tetapi melewati dari Perge, mereka mendatangi Antiokeia di Pisidia, dan pergi ke persekutuan jemaah pada hari Shabbath dan duduk.

Dalam bab terakhir kita melihat bagaimana Yeshua memberitahu kita untuk tidak berpikir bahwa Torah atau Kitab Para Nabi telah disingkirkan. Tidak ada yang diragukan/samar-samar tentang hal ini.

Mattithyahu (Matius) 5: 17-19
17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa AKU datang untuk meniadakan hukum Torah dan kitab para nabi. AKU datang bukan untuk meniadakannya, melainkan (hanya) untuk menyelesaikan [menepatinya].
18 Karena AKU berkata kepadamu, sampai langit dan bumi berlalu, tidak ada satupun dari Torah yang akan ditiadakan [dihentikan], sebelum semuanya diselesaikan.
19 Oleh karena itu siapapun yang meniadakan/membuang salah satu dari perintah ini, dan mengajarkannya seperti yang demikian kepada orang-orang, dia akan disebut terkecil dalam Kerajaan Shamayim [Surga]. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan Torah kepada mereka, dia akan disebut besar di Kerajaan Shamayim.”

Meskipun demikian, Gereja Kristen mengatakan bahwa karena Yeshua menggenapi Torah, kita seharusnya tidak perlu lagi mempertahankan Shabbath dan Hari-hari Perayaan YHWH, tetapi malahan yang kita harus pelihara untuk melakukan penyembahan pada hari Minggu, Natal, dan Paskah Easter (selalu minggu) sebagai gantinya. Hal ini sangat aneh/mengerikan mengingat Minggu, Natal, dan Paskah Easter tidak pernah diperintahkan di mana pun ayat di dalam Kitab Suci.

Kenapa itu bisa berubah dari kalender Ibrani yaitu petang ke petang menjadi kalender Roma yaitu tengah malam ke tengah malam? Para sarjana Kristen sering menggunakan Kisah Para Rasul 20: 7-11 sebagai ‘teks bukti’ yang dituduhkan bahwa para murid bertemu pada hari Minggu (tengah malam sampai tengah malam). Ini mungkin pada awalnya tampak masuk akal, tetapi pada akhirnya itu tidak masuk akal.

Ma’aseh (Kisah Para Rasul) 20: 7-11
7 Dan pada salah satu dari Shabbathoth, para talmidin (murid-murid) sedang berkumpul bersama-sama untuk memecahkan roti, Sha’ul, berniat untuk berangkat hari berikutnya, dipertimbangkan dengan mereka dan meneruskan Firman itu sampai tengah malam.
8 Dan ada banyak lampu-lampu di ruang atas dimana mereka sedang berkumpul untuk bersekutu.
9 Dan ada seorang pria muda, yang bernama Eutukos, sedang duduk di jendela, yang menjadi sangat mengantuk. Ketika Sha’ul tetap meneruskan, ia semangkin tertidur nyenyak dan jatuh dari tingkat tiga, dan diangkat-nya telah mati.
10 Dan Sha’ul, segera pergi turun, menjatuhkan dirinya pada pria itu, dan merangkulnya serta berkata, “Janganlah terganggu, karena hidupnya ada di dalam dia.”
11 kemudian naik keatas kembali, dan memecahkan roti dan makan, dia berbicara dengan waktu yang lama, bahkan sampai dini hari/fajar, dan kemudian berangkat.

Sejak abad pertama Yudea berada di bawah kendali Romawi, mungkin kelihatannya seperti masuk akal bahwa para murid-murid berkumpul pada hari Minggu pagi dan mendengarkan Sha’ul selama hampir dua puluh empat jam. Namun dapat dibuktikan, dalam beberapa hal yang tidak masuk akal. Mengapa dipasang adanya begitu banyak lampu-lampu di ruang atas, jika murid-murid bertemu pada hari Minggu pagi? Dan mengapa mereka hanya makan satu kali makan dalam waktu dua puluh empat jam? Mengingat bahwa Sha’ul mengajar di sebuah rumah ibadah orang Yahudi, hal tersebut semuanya tidak masuk diakal.

Religius/Kepercayaan bangsa Yahudi sangat berorientasi pada tradisi bangsa/rakyat. Mereka biasanya beribadah di rumah ibadah mereka (synagogue) (atau di Bait Suci) pada hari Shabbath; setelah Shabbath adalah selebihnya mereka sering berkumpul bersama dengan teman atau ke rumah saudara untuk memecahkan roti dan dilanjutkan dengan persekutuan ibadah, sehingga dapat memperpanjang hari ibadah dan istirahat selama mungkin. Namun, ini bukanlah hari baru untuk mulai beribadah: itu normal hanya perpanjangan/lanjutan atas hari Shabbath. Jika kita membaca Kisah Para Rasul pasal 20 ini ada lampu-lampu, kita dapat melihat bahwa alasannya ada begitu banyak lampu di dalam ruangan atas bahwa mereka awalnya ada persekutuan bersama setelah matahari terbenam ‘hari Sabtu malam’ (dan kemudian melanjutkan pembicaraan (khotbah) sampai subuh hari ‘Minggu pagi’) .

Jenis yang sama dari pertemuan persekutuan ‘setelah Shabbath’ adalah sudah menjadi sangat umum dalam Yudaisme, dan juga tercatat didalam Kitab Yohanan di mana kita diberitahu bahwa hari pertama dalam minggu adalah “hari yang sama dimulai (Shabbath) pada petang hari.”

 Dan pada hari yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota atau di negara itu berkumpul bersama di suatu tempat….[Justin Martyr, Apology Pertama, Bab 67 – Ibadah Mingguan Orang Kristen, sekitar tahun 150 M, Biblesoft]

Justin Martyr menggunakan praktek yang berbeda/bertolak belakang dari apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, karena Firman Elohim tidak ada menyebut nama dari hari-hari dalam semingguan. Sebaliknya, sebutan hari-hari dalam semingguan di Kitab Suci hanya tertulis (hari pertama, hari kedua, hari ketiga, dan sebagainya); hanya hari Shabbath satu-satunya memiliki nama (Shabbath). Istilah ‘Shabbath’ berarti “istirahat” atau “blanko” (dari melakukan kemauan kita).

Bertentangan dalam hal ini, Justin Martyr memberitahu kita bahwa alasan persekutuan-nya untuk menyembah pada hari Minggu (Kalender Romawi) adalah bahwa itu adalah hari Elohim (Tuhan) yang membuat dunia, dan bahwa itu adalah hari Yeshua pertama kali muncul/menyatakan diri kepada murid-murid-Nya.

Tetapi hari Minggu adalah hari di mana kita semua mengadakan pertemuan kita bersama, karena itu adalah hari pertama di mana Tuhan, setelah melakukan perubahan dalam kegelapan dan materi, menjadikan dunia; dan Yesus Kristus Juruselamat kita pada hari yang sama bangkit dari kematian. Karena Dia disalibkan pada hari sebelum hari Saturn (Sabtu); dan pada hari setelah Saturn, yang merupakan hari Matahari, setelah menampakkan diri kepada para rasul dan murid-murid-Nya, Dia mengajarkan mereka hal-hal ini, yang telah kami sampaikan kepada Anda juga untuk pertimbangan Anda.
[Justin Martyr, Apology Pertama, Bab 67 – Ibadah Mingguan Orang Kristen, sekitar tahun 150 M, Biblesoft]

Alasan justin Martyr untuk beribadah pada hari Minggu mungkin terdengar baik, kecuali bukan untuk Meshiah maupun para rasul-Nya bertemu pada hari Minggu. Juga, bukan apa yang Sang Pencipta katakan kepada kita untuk dilakukan, sehingga mengubah hari-hari pertemuan yang adalah mengubah semua petunjuk waktu-waktu perayaan dan peraturan). Meskipun demikian, Ibadah minggu perlahan-lahan mulai tersebar.

Diikuti dengan pola yang sama, Paskah mulai membuka jalan dari tahun ke tahun untuk perayaan/festival pagan Easter (Ishtar). Pertama tanggal itu berubah, dari tanggal 14 bulan Nisan (atau Aviv) dalam kalender Ibrani, menjadi hari Minggu pertama setelah Vernal Equinox (yang merupakan hari penting dalam kalender pagan penyembahan matahari). Akhirnya, nama perayaan/festival tersebut di rubah dari Paskah ke Easter, untuk menghormati Babilonia ibu-dewi Ishtar (Easter atau Asytoret). Akhirnya upacara pagan kesuburan (sebagaimana telur sekarat dalam darah) dan tradisi-tradisi penyembahan matahari lainnya (seperti berdoa kepada matahari saat matahari terbit) dimasukkan ke dalam ibadah hari-hari itu.

Bapak Gereja Eusebius mencatat bahwa suatu krisis besar yang disebut ‘Kontroversi Quartodeciman’ meletus ketika Uskup Victor Roma mulai menuntut bahwa semua persekutuan jemaah merayakan Paskah pada hari Minggu bukan pada tanggal 14 Nisan (Aviv). Para uskup Asia bersikeras tetap memegang Paskah pada kalender Ibrani, seperti Rasul Philipus dan Yohanan yang telah mengajar mereka.

Suatu pertanyaan sedikit penting muncul pada saat itu. Karena orang Pharisi di seluruh Asia, seperti dari tradisi yang lebih tua, menyatakan bahwa hari keempat belas bulan, pada hari mana orang-orang Yahudi diperintahkan untuk mengorbankan anak domba, harus diamati sebagai pesta Paskah Juruselamat… Tapi itu bukan kebiasaan gereja-gereja di seluruh dunia … Tetapi para uskup Asia, yang dipimpin oleh Polycrates, memutuskan untuk mempertahankan kebiasaan lama yang diwariskan kepada mereka. Dia sendiri, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Victor dan Gereja Roma, menyatakan dalam kata-kata berikut tradisi yang telah turun kepadanya.
[Eusebius, Sejarah Gereja, Kitab V, Bab 23, 25, sekitar 190-195 CE]

Eusebius juga mencatat sebuah surat bahwa Polycrates, merupakan tokoh utama di Asia, secara pribadi menulis kepada Uskup Victor di Roma, memprotes keputusannya untuk mengubah tanggal Paskah dari tanggal 14 Nisan (Aviv) menjadi hari Minggu. Polycrates menegaskan bahwa tradisi mempertahankan Paskah pada kalender Ibrani itu telah diwariskan oleh para rasul Philip dan Yohanan sendiri, dan bahwa tradisi itu telah dipelihara selama generasi ke genersi sebelumnya oleh sejumlah keluarga yang terkemuka dan beriman. Dia menegaskan bahwa semua orang percaya harus melakukan seperti apa yang telah dicatat didalam Kitab Suci yang memberitahu kepada kita, daripada menyetujui tradisi buatan manusia sebagai gantinya.

Kami menjalankan hari yang tepat; tidak menambahkan, bahkan menghilangkan. Karena di Asia juga orang suci telah tertidur, yang akan bangkit lagi pada hari kedatangan Tuhan, dimana Dia akan datang dengan kemuliaan dari surga, dan akan mencari semua orang qodesh/kudus. Di antaranya adalah Philippos, salah satu dari dua belas rasul, yang tertidur di Hierapolis; dan kedua anaknya wanita dewasa, dan anak wanita yang lainnya, yang tinggal dalam Ruah ha’Qodesh yang sekarang beristirahat di Efesus; dan, begitu juga, Yohanan, yang kedua-duanya sebagai saksi dan pengajar/guru, yang menaruh harapan/menyandarkan pada pangkuan Tuhan, dan, menjadi imam/gembala, yang mengenakan plat imamat. Ia tertidur di Efesus. Dan Polikarpus di Smyrna, yang adalah seorang uskup dan martir; dan Thraseas, uskup dan martir dari Eumenia, yang tertidur di Smyrna. Mengapa saya perlu menyebutkan uskup dan martir Sagaris yang tertidur di Laodikia, atau yang diberkati Papirius, atau Melito, Orang Kasim (sida-sida/laki2 yang dikebiri) yang hidup semuanya di dalam Ruah haQodesh, dan yang terletak di Sardis, menunggu keuskupan dari surga, bilamana dia bangkit dari Kematian? Semua mereka ini menjalankan hari keempat belas Aviv untuk merayakan Paskah menurut Injil, menyimpang berarti tidak menghormati, seharusnya mengikuti aturan iman. Dan saya juga, Polycrates, setidaknya semua saudara2, lakukanlah sesuai dengan tradisi yang saling berhubungan dengan-ku, beberapa yang telah saya dengan dekat mengikutinya. Karena tujuh kerabat relasi saya mereka adalah uskup; dan saya yang kedelapan. Dan kerabat relasi saya selalu menjalankan hari dimana orang-orang (jemaah) menyingkirkan ragi. Saya, oleh karena itu, saudara-saudara, yang telah hidup enam puluh lima tahun di dalam Tuhan, dan telah berjumpa dengan saudara-saudara selama di dunia, dan telah pergi melewati setiap Kitab Suci, saya tidak takut dengan kata-kata yang mengerikan. Karena mereka lebih besar daripada aku telah berkata ‘Kita harus menuruti Tuhan daripada manusia.
[Eusebius, Sejarah Gereja, Buku V, Bab 24. Diterjemahkan oleh Arthur Cushman McGiffert. Disalin dari Nicene dan Post-Nicene Fathers, Seri yang kedua, Volume 1.]

Meskipun rasul Philippos dan Yohana secara pribadi telah mengajarkan mereka di Asia untuk tetap melakukan Paskah pada tanggal 14 Nisan/Aviv (dalam kalender Yahudi), Uskup Roma Victor mengucilkan setiap jemaah yang tidak merayakan Paskah pada hari Minggu (dalam kalender Romawi). Sementara hal ini banyak uskup lainnya yang sangat tidak senang (yang mengetahui apa yang Polycrates telah katakan itu kebenaran), keuskupan Romawi memenangkan argumen. Meskipun kesatuan dipertahankan di dalam gereja, itu tidak dipertahankan pada loyalitas/kesetiaan pada Kitab Suci, tetapi untuk keuskupan Romawi. Mereka yang tetap menjalankan Paskah pada tanggal 14 Nisan/Aviv (dalam kalender Yahudi) yang akhirnya adanya gerakan bawah tanah. Kontroversi Quartodeciman menunjukkan kepada kita bagaimana Gereja Roma berusaha untuk mengubah waktu-waktu perayaan-perayaan yang sudah ditetapkan dan Pengajaran Mosheh (seperti yang dinubuatkan atas ‘Tanduk Kecil’ di Daniel 9:25).

Sebagaimana kami jelaskan dalam buku studi Nazarene [Nasrani] Israel, kekuasaan mulai dipusatkan dalam keuskupan Roma segera setelah penghancuran Yerusalem dan kematian para rasul. Uskup Roma mulai memutuskan bahwa simbol-simbol pagan dan hari-hari perayaan pagan adalah sah, meskipun ini adalah pelanggaran langsung terhadap Hukum Moshe atau Torah (yang memberitahu kita untuk menghindari semua gambar yang tidak diperintahkan, dan semua hari-hari perayaan yang tidak diperintahkan).

Debarim (Ulangan) 4: 19
19 dan jangan sampai kamu mengangkat mata kamu ke langit, dan akan melihat matahari, dan bulan, dan bintang-bintang – semua penguasa dari langit – dan kamu ditarik kesana untuk menyembah kepada mereka dan melayani mereka, yang mana Yahweh Elohim kamu telah memberi kepada semua orang-orang sebagai bagian [tugas] yang ada semua dibawah kolong langit.

Meskipun peringatan Yahweh, kalender perayaan umat Kristen Romawi terus mengadopsi hari-hari yang berdasarkan gerakan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Meskipun kata-kata yang tepat tidak dilestarikan, selama Konsili Nicea (sekitar 325/326 M) Gereja Roma memutuskan bahwa Easter akan dirayakan di seluruh dunia pada hari Minggu yang mengikuti hari ke-14 dari ‘bulan paschal’ [yang berhubungan dengan Paskah]. Sekalipun, bulan dianggap ‘paschal’ hanya jika hari ke 14 jatuh setelah equinox musim semi. Karena equinox tidak pernah disebutkan dalam Kitab Suci, ini hanyalah contoh lain bagaimana orang Kristen berpaling dari perintah-perintah Yahweh, sebaliknya memutuskan untuk menerapkan hari ibadah mereka sendiri berdasarkan gerakan-gerakan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Ini dilarang keras.

Beberapa orang Kristen bertanya-tanya apa yang salah dengan mengarang hari-hari kita sendiri untuk menghormati Yahweh. Untuk menjawab ini, mari kita lihat dosa anak lembu emas.

Shemoth (Keluaran) 32: 4-5
4 Dan dia mengambilnya dari tangan mereka, dan dia membentuknya dengan alat pahat, dan membuat seekor bentuk anak lembu. Dan mereka berkata, “Ini adalah dewa kamu, O Yisra’el, yang membawa kamu keluar dari tanah Mitsrayim [Mesir]!”
5 Dan Aharon melihat dan membangun sebuah altar sebelumnya itu. Dan Aharon berteriak dan berkata, “Besok adalah pesta untuk Yahweh.”

Meskipun Aharon menyatakan bahwa festival itu untuk menghormati Yahweh, Yahweh tidak merasa terhormat. Sebaliknya, DIA menjadi marah karena umat-Nya akan membuat hari-hari perayaan yang tidak pernah DIA perintahkan.

Satu-satunya alasan untuk kata “Easter” muncul dalam Versi King James adalah bahwa itu adalah terjemahan yang salah dari kata Yunani Pascha (pa, sca), yang berarti Passover. Kesalahan ini telah diperbaiki di hampir setiap terjemahan utama lainnya sejak King James Version, namun, ironisnya, orang-orang masih melakukan Easter. Kenapa mereka melakukan ini? Para rasul tidak mereferensikan [merujukan] Easter, tetapi Paskah. (Kami telah menandai kata Yunani dengan huruf tebal.)

Kis 12:4
4 Jadi ketika dia telah menangkap-nya, dia memasukkan-nya ke dalam penjara, dan menyerahkan-nya ke empat regu tentara untuk mengawasi dia, dengan maksud untuk membawa-nya dihadapan orang-orang setelah Pesah [Paskah].
TR Kis 12:4
ον και πιασας εθετο εις φυλακην παραδους τεσσαρσιν τετραδιοις στρατιωτων φυλασσειν αυτον βουλομενος μετα το πασχα αναγαγειν αυτον τω λαω

Lebih lanjut, rasul Sha’ul tidak memberitahu kita untuk melakukan Easter, tetapi bahkan untuk merayakan Hari Raya Roti Tidak Beragi (yang merupakan kelanjutan dari Paskah).

Qorin’tiyim Aleph (1 Korintus) 5: 8
8 Oleh karena itu marilah kita mematuhi Perayaan itu, bukan dengan ragi lama, bukan juga dengan ragi kejahatan dan kekejian, tetapi dengan roti tidak beragi ketulusan dan kebenaran.

Kisah 20: 6 menunjukkan kepada kita bahwa para murid masih tetap merayakan Hari-Hari Roti Tidak Beragi (dan bukan Easter) bertahun-tahun setelah kebangkitan Yeshua.

Ma’aseh (Kisah Para Rasul) 20: 6
6 Dan kami berlayar dari Philippos setelah Hari Matstsoth [Roti Tak Beragi], dan datang kepada mereka di Troas dalam lima hari, dimana kami tinggal tujuh hari.

Dalam Kisah Para Rasul 27: 9 para murid tetap melakukan Hari Penebusan [Yom Kippur], di sini disebut ‘Puasa’ karena sering diamati dengan berpuasa. (Alasan pelayaran itu “sekarang berbahaya” adalah bahwa Hari Penebusan terjadi di musim gugur. Perjalanan dengan kapal di Laut Tengah bisa menjadi badai setelah waktu itu.)

Ma’aseh (Kisah Para Rasul) 27: 9-10
9 Dan banyak waktu telah berlalu, dan berlayar sekarang menjadi berbahaya, sebab Puasa sudah berakhir, Sha’ul menasihati mereka,
10 mengatakan, “Hai para pria, aku melihat bahwa pelayaran ini akan berakhir dengan kerusakan dan banyak kerugian besar, tidak hanya dari muatan dan kapal, tapi juga kehidupan kita.”

Rasul Sha’ul terus mengamati Pentakosta dalam kalender asli Yahweh.
Qorin’tiyim Aleph (1 Korintus) 16: 8
8 Dan aku akan tinggal di Ephesos sampai Perayaan Shabuoth [Petakosta].

Kita tahu bahwa rasul Sha’ul merayakan Pentakosta di Kalender Ibrani (dan bukan Kalender Kristen Roma) karena dia pergi ke Yerusalem (bukan ke Roma).

Ma’aseh (Kisah Para Rasul) 20: 16
16 Karena Sha’ul telah memutuskan untuk berlayar melewati Ephesos, sehingga dia semoga tidak kehilangan waktu di Asia, karena dia terburu-buru untuk berada di Yerushalayim, sedapat-dapatnya, pada Hari Perayaan Shabuoth [Pentakosta].

Jika itu benar bagi para rasul untuk memelihara dan merayakan hari perayaan-perayaan ini, lalu mengapa kita ingin melakukan [merayakan] perayaan yang lain? Para rasul bahkan menerima karunia Roh karena mereka terus merayakan perayaan-perayaan Yahweh seperti yang DIA telah perintahkan. Ini menunjukkan bahwa bahkan setelah kebangkitan Yeshua, menjaga hari raya Yahweh tetap penting.

Ma’aseh (Kisah Para Rasul) 2: 1-2
1 Dan ketika Hari Festival [Perayaan] Shabuoth [Pentakosta] telah tiba, mereka semua dengan satu pikiran dalam satu tempat.
2 Dan tiba-tiba datanglah satu suara dari shamayim, seperti suatu angin kencang yang dahsyat, dan itu memenuhi seluruh rumah dimana mereka sedang duduk.

Dalam Kolose 2: 16-17, Rasul Sha’ul memberitahu kita bahwa hari Shabbath, perayaan-perayaan, dan Hari Bulan Baru semuanya adalah gambaran-gambaran bayangan nubuatan dari hal-hal yang “masih akan datang.” Ini berarti sama seperti Yahweh mencurahkan berkat bagi mereka yang merayakan hari perayaan-Nya. di masa lalu, DIA akan menuangkan berkat lagi bagi mereka yang merayakan hari-hari perayaan-Nya di masa depan. Namun, makna sejati [kebenaran] dari Kitab Suci hilang dalam sebagian besar versi, termasuk Versi King James yang membalikkan arti dari petikan itu dengan terdapatnya dua kata – “hari-hari” dan “adalah.”

Kolose 2:16-17, KJV
16 Karena itu janganlah seorang pun menghakimi kamu dalam hal daging, atau minuman, atau sehubungan dengan hari suci, atau tentang bulan baru, atau tentang hari-hari Sabat:
17 Yang merupakan bayangan dari hal-hal yang akan datang; tetapi tubuh adalah Kristus.
TR Kolose 2:16-17
(16) Mη ουν τις υμας κρινετω εν βρωσει η εν ποσει η εν μερει εορτης η νουμηνιας η σαββατων
(17) α εστιν σκια των μελλοντων το δε σωμα του Xριστου

Sebab ada dua kata yang disisipkan (“days [hari2]” dan “is [adalah]”) King James Versi menuntun pembaca untuk menyimpulkan bahwa kita tidak boleh membiarkan siapapun yang memberitahu kita apa yang harus dimakan, diminum, atau hari-hari ibadah apa yang harus dipertahankan. Jika kita menerima kata-kata tambahan ini dengan nilai kelancangan mereka, kita dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa tidak ada bedanya apakah kita memelihara hari Shabbath dan hari-hari perayaan, atau apakah kita menyembah pada hari Minggu, Natal, Easter, Tahun Baru Cina, Ramadhan, atau bahkan tidak ada hari-hari perayaan sama sekali. Terjemahan lain membuat perubahan serupa pada teks, dan perubahan ini secara umum membantu mempromosikan gagasan bahwa Yeshua benar-benar datang untuk menghapuskan Torah dan Kitab para nabi, meskipun itu dilayangkan di hadapan firman [kata-kata]-Nya sendiri di Matius 5: 17-19.

Kitab Suci sangat jelas bahwa kita tidak boleh menambahkan apa pun ke dalam Kitab Suci, atau mengambil [mengurangi] apapun (misalnya, Ulangan 4: 2, Amsal 30: 6, dan sebagainya). Oleh karena itu, begitu kita menyadari bahwa kata-kata yang ditambahkan “days/hari2” dan “is/adalah” tidak muncul dalam teks sumber, kita harus mengembalikannya dari terjemahan bahasa Inggris. Ini adalah bagian yang sama persis dari King James, tetapi dengan kata-kata yang ditambahkan “days/hari2” dan “is/adalah” harus dihapus:

Qolasim (Kolose) 2: 16-17
16 Karena itu, jangan ada orang yang menghakimi kamu dalam makan atau minum, atau mengenai Perayaan atau bulan baru atau Shabbathoth [Shabbath2]-
17 yang merupakan bayangan dari apa yang akan terjadi – tetapi Tubuh ha’Mashiah.

Ada tiga gagasan utama di sini (1-2-3):

  1. Karena itu, tidak seorang pun yang menghakimi kamu dalam makanan, atau minuman, atau mengenai Perayaan [hari suci], atau bulan-bulan baru, atau hari Shabbath;
  2. yang merupakan bayangan (nubuatan) dari hal-hal (yang masih) akan datang;
  3. tetapi Tubuh [Meshiah].

Untuk parafrasa [menyatakan arti sama dengan kata lain], Rasul Sha’ul memberitahu kita (1-2-3):

  1. Jangan biarkan orang menghakimi kamu berkenaan dengan daging yang kamu makan, apa yang kamu minum, atau hari-hari perayaan agama apa yang kamu pelihara [lakukan];
  2. Karena makanan-makanan, minuman dan hari-hari perayaan ini semuanya adalah bayangan pewahyuan dari hal-hal yang akan datang;
  3. Oleh karena itu, biarkan hanya Tubuh Meshiah yang memberitahu kamu apa yang harus dimakan, minum, dan hari-hari perayaan apa yang harus dijalankan!

Mereka yang tidak mematuhi Hukum Musa [Torah] menghakimi orang Nasrani, dan rasul Sha’ul mengatakan jangan mendengarkan mereka (karena mereka tidak benar-benar dari Tubuh Meshiah). Ini menjadi jelas jika kita mengatur ulang ayatnya dalam bahasa Inggris, lebih baik (3-1-2). Rasul Sha’ul mengatakan kita tidak boleh membiarkan siapa pun kecuali Tubuh Meshiah yang menghakimi kita apa yang kita makan, apa yang kita minum, dan / atau hari-hari perayaan apa yang kita harus patuhi, karena ini semua adalah gambaran bayangan pewahyuan dari berkat-berkat yang masih akan datang.

Qolasim (Kolose) 2: 16-17 [yang disusun kembali 312]
Jangan biarkan seorang pun (kecuali Tubuh Meshiah) yang menghakimi kamu dalam makanan, atau minuman, atau di dalam menghormati hari suci, atau bulan-bulan baru, atau Shabbath; karena perayaan-perayaan itu adalah bayang-bayang dari hal-hal (masih) yang akan datang.

Maksud arti yang sebenarnya dari rasul Sha’ul tidak tercermin di dalam NIV [Kitab Suci Ingris] sama sekali. Sebaliknya, NIV membuatnya tampak seperti kita dapat melakukan apapun yang kita inginkan (karena Meshiah diduga datang untuk menyingkirkan hukum [Torah] dan Kitab para nabi).

[Kolose 2: 16-17, NIV]
16 Oleh karena itu, jangan biarkan orang lain menghakimi kamu dengan apa yang kamu makan atau minum, atau berkenaan dengan festival keagamaan, perayaan Bulan Baru atau hari Shabbath.
17 Ini adalah bayangan dari hal-hal yang akan datang; realitasnya, bagaimanapun, ditemukan di dalam Kristus.

Versi King James, NIV, dan sebagian besar dari versi Kristen sejak awal menunjukkan bahwa selama kamu tahu bahwa Yeshua adalah Meshiah, itu tidak ada bedanya hari-hari ibadah apa yang kamu lakukan, karena festival [perayaan-perayaan] itu hanyalah bayangan dari hal-hal yang “akan” datang. Tapi, ini adalah kebalikan dari apa yang dikatakan rasul Sha’ul.

Hukum Musa disebut ‘Torah’ dalam bahasa Ibrani. Seperti yang tertera dalam buku studi Nazarene Israel, Torah adalah seperangkat instruksi yang harus diikuti oleh Mempelai Perempuan Yeshua untuk memurnikan dirinya sendiri; dan itu juga berfungsi sebagai perjanjian pernikahan Israel. Menurut tradisi Yahudi, Torah pertama kali diberikan kepada Israel di Gunung Sinai pada hari Pentakosta. Ribuan tahun kemudian Roh [Ruah ha’Qodesh] itu sendiri dicurahkan pada mereka yang berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang ditentukan [berarti menggunakan tanggalan Kitab Suci, bukan tanggalan dunia]. Jadi sudah ada setidaknya dua penggenapan dari hari raya Pentakosta (dan Kolose 2: 16-17 memberi tahu kita bahwa ada lebih banyak lagi dalam perjalanan).

Pemikiran Yunani-Romawi Barat cukup linear [diatur dalam atau memanjang sepanjang garis lurus], dan dapat menjadi “daftar periksa [nama] berorientasi” Pemikir Barat sering menganggap bahwa pewahyuan-pewahyuan tersebut hanya digenapi satu kali saja. Namun, pemikiran Ibrani bersifat siklis [berhubungan dengan putaran], dan dalam pemikiran Ibrani pewahyuan-pewahyuan tersebut bisa memiliki banyak penggenapan-penggenapan. Contoh yang baik dari ini adalah bagaimana Kitab Suci menunjukkan kepada kita bahwa akan ada banyak penggenapan dari Pesta Pondok Daun [Tabernakel atau Sukkot].

Gereja telah lama mengajarkan bahwa Mesias lahir pada tanggal 25 Desember. Namun, jika kita memikirkannya, Yeshua tidak mungkin lahir pada bulan Desember, karena Lukas 2:8 menunjukkan kepada kita bahwa ada gembala yang menjaga kawanan mereka, tetapi di Kawanan ternak Israel tidak dibiarkan merumput di musim dingin, karena tidak ada yang bisa mereka makan.

Luqas (Lukas) 2: 7-8
7 Dan dia melahirkan untuk pertama kalinya Anak sulung, dan ditutupi-NYA dan membaringkan-NYA di sebuah palungan, sebab tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
8 Dan dalam negeri yang sama ada gembala-gembala yang tinggal di ladang, menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

Dari sudut pandang pewahyuan, lebih masuk akal bahwa Yeshua akan lahir pada hari pertama Pesta Pondok Daun [Sukkot], karena itu akan menggenapii hari pertama festival [perayaan] itu. Hal ini mungkin mengapa Yohanan (Yohanes) memberitahu kita bahwa Firman menjadi manusia dan tinggal di antara kita.

Yohanan (Yohanes) 1: 14
14 Dan Perkataan [Firman] itu menjadi daging dan memasang tenda-Nya diantara kita, dan kita melihat penghormatan-Nya, penghormatan sebagai satu-satunya pembela seorang bapa, penuh dengan kemurahan hati dan kebenaran.

Kata “berdiam” adalah kata Yunani skenoo, Strong’s PB4637, yang berarti “tabernakel.”

PB: 4637 skenoo (skay-no’-o); dari PB: 4636; ke tenda atau berkemah, yaitu (secara kiasan) untuk menempati (sebagai sebuah rumah besar) atau (secara khusus) untuk tinggal (seperti yang dilakukan Tuhan di dalam Kemah Suci [Tabernakel] lama, simbol perlindungan dan persekutuan):

Apa yang Yohanan (Yohanes) benar-benar katakan, kemudian, adalah bahwa Yeshua menjadi manusia dan berkemah [bertabernakel] di antara kita.

Yohanan (Yohanes) 1:14 [ditafsirkan]
14 Dan Firman itu menjadi manusia dan bertabernakel di antara kita….

Ini masuk akal dalam Imamat 23 yang menceritakan semua orang Israel kelahiran asli yang tinggal di tanah Israel untuk pergi ke Yerusalem tiga kali setahun. Salah satu dari tiga ziarah tahunan ini adalah Hari Raya Tabernakel atau Sukkot [Pondok Daun] . Selama perayaan ini, seluruh orang Israel harus tinggal di tabernakel (tempat tinggal sementara) selama tujuh hari. Dalam bahasa Ibrani tempat tinggal sementara ini disebut sukkot. Dalam bahasa Inggris mereka sering disebut bilik-bilik.

Wayyiqra (Imamat) 23: 42
42 Tinggalah didalam pondok-pondok daun selama tujuh hari; semua mereka yang penduduk asli Yisra’el tinggal didalam pondok-pondok daun.

Karena orang Yahudi adalah orang-orang tradisional, keputusan para rabbi di abad pertama mungkin sama dengan peraturan rabbinik hari ini: untuk alasan kesehatan dan keselamatan, siapa saja yang sakit, orang tua, atau hamil sebenarnya tidak harus tinggal di sebuah tabernakel, tetapi boleh menyewa sebuah kamar di sebuah penginapan. Namun, meskipun Miryam (Maria) hamil, tidak ada kamar di penginapan, dan karena itu Yoseph dan Miryam harus tinggal di tempat tinggal sementara (dalam hal ini stan atau palungan), menggenapi Imamat 23.

Itu mungkin tampak seperti suatu percobaan untuk membuat Miryam tinggal di tempat tinggal sementara ketika dia siap untuk melahirkan, namun itu terjadi sehingga Yeshua dapat lahir di tempat tinggal sementara, sebagai penggenapan perayaan. Namun meskipun Yeshua telah menggenapi aspek-aspek [bagian-bagian] pewahyuan dari Hari Raya Tabernakel [Sukkot], Zakharia 14 memberitahu kita bahwa akan ada penggenapan lainnya.

Zekaryah (Zakharia) 14: 16-17
16 Dan itu akan terjadi bahwa semua yang tersisa dari segala bangsa-bangsa yang datang menentang Yerushalayim, akan pergi dari tahun ke tahun untuk menundukan diri kepada Penguasa, Yahweh Tsebaot, dan untuk merayakan Perayaan Sukkoth (Pondok Daun atau Tabernakel).
17 Dan itu akan terjadi, bahwa jika setiap orang dari suku-suku bangsa yang ada di bumi itu tidak datang ke Yerushalayim untuk menundukan diri kepada Penguasa, Yahweh Tsebaot, pada mereka tidak akan ada hujan.

Dan jika itu tidak cukup bukti bahwa festival [perayaan-perayaan] adalah gambaran bayangan pewahyuan tentang hal-hal yang masih akan datang, berarti masih ada penggenapan lain yang dinubuatkan tentang Hari Raya Tabernakel [Pondok Daun] dalam kitab Wahyu.

Hazon/Higalut (Wahyu) 21: 3-4
3 Dan aku mendengar sebuah suara nyaring dari shamayim [langit], mengatakan, “Lihatlah, Kemah Elohim ada bersama manusia, dan DIA akan tinggal bersama mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya, dan Elohim sendiri akan bersama mereka dan menjadi Elohim mereka.
4 “Dan Elohim akan menghapus setiap air mata mereka, dan tidak akan ada lagi kematian, maupun perkabungan, maupun tangisan. Dan tidak ada lagi kesakitan, karena yang dahulu telah berlalu.”

Rasul Sha’ul mengatakan kepada kita untuk jangan membiarkan siapa pun kecuali Tubuh Meshiah yang mengatakan kepada kita hari-hari apa untuk beribadah yang harus dilakukan [dipelihara] karena DIA inginkan kita dapat menerima berkat-berkat kita untuk memelihara hari-hari yang diperintahkan Yahweh.

Terlepas dari semua ini, sekitar tahun 311 M, seorang jenderal Romawi bernama Konstantinus diduga diselamatkan, kemudian berperang dengan banyak perang saudara, dan akhirnya menjadi Kaisar Roma. Dia kemudian mengeluarkan Dekrit Milan-nya yang terkenal, yang secara resmi memproklamirkan tingkat toleransi beragama di dalam Kekaisaran Romawi. Namun, toleransi beragama ini sebagian besar diperluas untuk orang-orang Kristen tanpa-Torah seperti dirinya, sementara itu menolak mereka yang berasal dari iman yang asli [kepercayaan semula] orang Nasrani Israel. Pada 336 M Kaisar Konstantin mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa orang-orang Kristen tidak boleh “Meng-Yahuda-kan” dengan beristirahat pada hari Shabbath, tetapi bahwa mereka harus beristirahat pada “Hari Lord” (yaitu, Minggu) sebagai gantinya.

“Orang Kristen tidak boleh ‘Meng-Yahuda-kan’ dengan beristirahat pada hari Shabbath; tetapi harus bekerja pada hari itu, lebih baik menghormati Hari Lord (hari ‘Matahari) dengan beristirahat, jika mungkin, sebagai orang Kristen.
Namun, jika ada (Nazarene/Nasrani) ditemukan ‘yang Yahuda’, biarkan mereka ditutup dari Kristus.” (Terjemahan lainnya berbunyi,“ Biarkan mereka menjadi kutukan bagi Kristus. ”)
[Konsili Laodikia di bawah Kaisar Konstantinus; Canon 29, sekitar 336 M]

Tiga ratus tahun setelah Yeshua, Gereja Roma secara resmi melarang iman itu yang sekali [yang pertama] disampaikan kepada orang-orang suci.

Tetapi mengapa Kaisar Konstantin diizinkan untuk menekan iman asli (dan mengubah kalender)? Kitab Suci tidak mengatakan, tetapi mungkin Yahweh tahu bahwa variasi iman Kristen yang tidak menurut hukum [Torah] akan menyebar ke seluruh dunia lebih cepat daripada variasi iman yang memeliharaTorah – dan karena itu sementara itu tidak benar dan yang benar seperti iman asli [iman semula] Nazarene [Nasrani] Israel, itu sungguh membantu untuk menumbuhkan dan menyebarkan kepercayaan akan keselamatan melalui Meshiah Israel.

Sekarang kita mencapai titik balik. Ketika Bapa mengedipkan waktu pada ketidaktahuan masa lalu, sekarang DIA ingin semua orang di mana saja untuk bertobat dan mulai hidup sesuai dengan instruksi yang diberikan melalui Moshe, yang kita diberitahu akan diberikan kepada kita untuk kebaikan kita sendiri.

Debarim (Ulangan) 10: 12-13
12 “Dan sekarang, Yisra’el, apa yang Yahweh Elohim-mu minta dari-mu, tetapi untuk menghormati Yahweh Elohim-mu, berjalanlah didalam semua Jalan-Jalan-Nya dan mengasihi-Nya, dan melayani Yahweh Elohim-mu dengan segenap hati-mu dan dengan segenap jiwa-mu,
13 untuk mematuhi Perintah-Perintah Yahweh dan Hukum/Torah-Nya, yang AKU perintahkan kepada kamu pada hari ini untuk kebaikan kamu?”

Jika Yahweh memberi kita petunjuk ini untuk kebaikan kita sendiri, lalu mengapa kita tidak dengan senang hati dan penuh semangat merangkul mereka sebagai berkat ilahi yang mereka adalah?

If these works have been a help to you in your walk with Messiah Yeshua, please pray about partnering with His kingdom work. Thank you. Give